PeluangBesar Raih Indonesia Emas 2045. Peluang besar meraih Indonesia Emas 2045 dengan 68 persen penduduk merupakan kelompok usia produktif. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru saja membacakan Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia ISPI dan Duta Besar RI untuk Uzbekistan Sunaryo Kartadinata memberi gambaran tentang kerangka berpikir pendidikan untuk Indonesia Emas 2045. Ia menyebutkan, agar tercapai Indonesia Emas Indonesia harus meletakkan pendidikan dalam prioritas tertinggi."Seiring dengan ekonomi yang kuat, high employability dan dengan keadaan negara yang aman dan kokoh," kata Sunaryo, dalam Webinar Pendidikan Nasional dengan tema 'Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045' Kamis 7/5. Ia menjelaskan, Indonesia emas mestinya dihuni oleh bangsa inovasi, mempunyai daya adaptasi tinggi. Di satu sisi, kekuatan budayanya tetap berdiri kokoh dan memiliki daya tahan hidup secara global dengan bangsa lain di dunia."Maka, di sanalah peran pendidikan, yaitu membawa manusia Indonesia mencapai ke arah itu," kata Sunaryo dalam upaya mencapai Indonesia Emas, terdapat tujuh kondisi utama yang perlu dibangun dan dikokohkan. Ketujuh kondisi tersebut adalah misi pendidikan, keutuhan mindset pendidikan, strategi kebudayaan, pendidikan kehidupan nyata, karakter dan budaya damai, guru pemikir dan kepemimpinan pedagogis itu, Guru Besar UPI, Muhammad Ali mengatakan untuk mencapai Indonesia Emas 2045 ada tiga kompetensi yang harus dimiliki manusia Indonesia. Hal ini berkaitan pula dengan berbagai perubahan di berbagai bidang yang sudah atau akan terjadi."Kompetensi yang dibutuhkan adalah kompetensi kognitif, yaitu higher order thinking skills HOTS, kompetensi psikomotor yaitu higher order skills HOS dalam menggunakan teknologi digital, kompetensi afektif yaitu memiliki karakter dan terakhir kompetensi survival yaitu kecakapan belajar sepanjang hayat," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud Nizam mengatakan arah kebijakan pemerintah saat ini berusaha menjawab tantangan untuk menjadi Indonesia Emas 2045. Ia menjelaskan, salah satunya adalah dengan pengembangan anak usia dini, afirmasi pendidikan, pemenuhan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas, dan itu, ia menambahkan, arah kebijakan pemerintah juga menyentuh terkait pengelolaan dan penempatan guru, pembelajaran keterampilan abad 21, dan percepatan wajib belajar 12 tahun. Semua aspek tersebut tertera dalam strategi pemerintah untuk pemerataan pendidikan yang berkualitas RPJMN 2020-2024. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
IbnSÄ«nÄ (w. 428/1037) yang baik, bebas dari sifat mencari Ibn SÄ«nÄ mempunyai pendapat tersendiri Selain itu, guru juga harus tentang kriteria guru, menurutnya seorang melakukan proses pengajaran dengan penuh guru harus pandai, taat dalam beragama, sukarela dan keikhlasan tanpa ada paksaan terampil dalam membangun karakter anak kecuali di
DISKURSUS mengenai Indonesia Emas muncul di ruang publik ketika M. Nuh selaku Mendikbud kala itu, memberikan sambutan di peringatan Hardiknas tahun 2012 tentang ābangkitnya generasi emasā. Indonesia Emas 2045 berkaitan dengan kondisi Indonesia pada saat usia 100 tahun. Di mana banyak pengamat memprediksi bahwa pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara maju, mampu bersaing dengan negara-negara lain, serta terlepas dari persoalan-persoalan klasik, seperti kemiskinan, pengangguran, kesenjangan ekonomi, korupsi, dan intoleransi. Indonesia Emas 2045 beririsan dengan bonus demografi pada tahun 2020-2035. Pada periode ini, jumlah usia produktif usia 15-64 mencapai 70 persen dan usia nonproduktif usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun ke atas mencapai 30 persen. Artinya, ketergantungan penduduk dependency ratio cenderung lebih rendah dan akan terjadi kenaikan jumlah angkatan kerja potensial yang tinggi. Hal ini mencerminkan struktur demografi bangunan bangsa yang kukuh. Bahkan laporan World Bank 2012 memprediksi dengan keuntungan bonus demografi, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik daripada China pada tahun 2045. Tetapi di sisi lain, bonus demografi juga bisa menjadi ancaman bagi Indonesia jika tidak dipersiapkan dengan baik. Jati mengatakan 2015 35 bahwa bonus demografi tidak akan memberikan dampak yang signifikan ketika negara tidak melakukan investasi sumber daya manusia bahkan bisa berubah menjadi gelombang pengangguran masal yang akan menambah beban anggaran negara. Fenomena yang terjadi saat ini, jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang sedang mencari kerja. Jika fenomena tersebut dibiarkan dan tidak segera dicarikan solusinya, maka bonus demografi bisa dipastikan menjadi bencana dan bukan tidak mungkin cita-cita atau narasi tentang Indonesia Emas 2045 akan menjadi sebuah ilusi saja. Defisit Wirausaha Indonesia sejauh ini berusaha melakukan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara maju. Hal ini karena ada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara kita. Selain menghadapi permasalahan modal, salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi adalah ketersediaan manusia-manusia unggul yang memiliki semangat dan mental kewirausahaan/entrepreneur. Menurut David McClelland dalam Frinces, 2011 4 bahwa salah satu syarat suatu negara untuk menjadi negara maju diperlukan minimal 2 persen dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur wirausaha. Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,6 persen menjadi 3,1 persen. Meskipun mengalami peningkatan, akan tetapi masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang, Singapura, Jerman, Swiss, dan Amerika. Berdasar survei yang dilakukan Global Entrepreneurship Monitor GEM menunjukkan bahwa keinginan berwirausaha masyarakat Indonesia sebenarnya tertinggi kedua di ASEAN setelah Filipina. Selain itu, menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI 2017 bahwa pada tahun 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di atas 60 persen dan 27 persen di antaranya adalah penduduk muda yang berpotensi menjadi wirausaha. Indonesia harus bercermin pada pertumbuhan ekonomi Filipina. Mengapa ekonomi Filipina stuck di middle income trap? Jawabannya adalah karena jumlah entrepreneur-nya tidak berkembang. Selain itu, negara-negara yang terjebak dalam low level equilibrium trap disebabkan oleh tidak dimilikinya program untuk mengembangkan sumber daya manusia khususnya pengembangan wirausaha. Pengembangan wirausaha terutama wirausaha-wirausaha baru masih terjebak oleh masalah budaya dan birokrasi pemerintah, seperti perizinan usaha, perkreditan, dan infrastruktur. Menurut Yusuf dkk 2005, ada empat alasan mengapa wirausaha penting dalam masyarakat. Pertama, untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal, teknologi, informasi, dan berbagai sumber daya manusia SDM di dalam memproduksi tugas-tugas yang efektif producing effective tasks. Kedua, mengidentifikasi berbagai peluang di dalam lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang beneficial to everyone. Ketiga, untuk memilih pendekatan yang terbaik dalam mendayagunakan semua faktor produksi agar meminimalkan pemborosan dalam berbagai kegiatan kewirausahaan minimize wastage in entrepreneurial activities.
FbBvY4.